1. tuliskan cerpen asli dari indonesia ... 2. tuliskan cerpen terjemahan ...

1. Menurutku anak smp belum pantas mengenal cinta. Walaupun sudah tiga tahun berlalu sejak kejadian itu, tapi hatiku tetap saja bergetar ketika kudengar kabar tentangnya.

Semua berawal dari matematika. Dari situ kutemukan raja matematikaku, itulah sebutan dariku untuk seorang pria yang kukagumi. Jarang sekali kutemukan murid laki-laki yang pandai dalam pelajaran matematika, belum lagi ia mempunyai paras yang enak untuk dipandang dan senyum bergingsulnya yang manis. Dialah raja matematikaku sebut saja ia Ronaldo.

Berada di sekolah yang sama dan di kelas sama dengan Ronaldo sudah lebih dari cukup untuk selalu dekat dengannya. Sayangnya walaupun aku dan Ronaldo berada di kelas yang sama selama tiga tahu, hubunganku dan Ronaldo tidak bisa dikatakan teman. Mengapa? Karena memang begitu takdirnya. Ronaldo berbeda dengan dengan murid laki-laki lainnya, ia cukup tertutup dan pemalu untuk berteman dengan anak perempuan, padahal ia tahu banyak anak perempuan yang ingin dekat dengannya, termasuk aku yang ingin sekali berteman akrab dengannya. Pasalnya ia sangat pandai menebar pesona apalagi disaat pelajaran matematika. Dia sudah dikenal para guru dalam kegiatan hitung mengitung, dan cerita ini berawal dari pembagian kelompok matematika.

Guruku Bu Rista membagi 2 kelompok untuk satu kelas. Betapa terkejutnya aku saat Ronaldo dipanggil sebagai ketua kelompok 1 dan aku sebagai ketua kelompok 2. Apa-apaan ini bagaimana bisa aku bersaing dengannya. Ya, aku memang cukup pintar dalam pelajaran matematika tak jarang aku dan Ronaldo yang dipanggil untuk mengerjakan soal di depan, dan sering pula kami mendapat nilai seratus. Makanya, aku dan Ronaldo dijodohkan oleh teman-teman dan guruku supaya bersama dan menghasilkan generasi pandai matematika. Aku selalu berusaha agar tidak salah tingkah setiap teman-temanku menggodaiku dan Ronaldo seperti itu. Karena aku tahu itu sangat mengganggunya, jadi aku hanya terdiam setiap berdekatan dengannya.

Lanjut, setelah pembagian kelompok selesai kami pun mulai bekerja mengerjakan soal-soal matematika berantai dan hasil akhir yang ditunggu-tunggu ternyata kelompokkulah pemenangnya, betapa bahagianya aku. Tapi aku merasa khawatir jika Ronaldo merasa sedih atas kekalahannya, jadi aku mencoba memberanikan diri menyapanya
“Do, terimakasih ya atas kerja samanya yang sportif, maaf jika kelompokku harus mengalahkan kelompokmu. Maaf ya” dengan mimik tersenyum kukatakan hal itu berharap Ronaldo akn dekat denganku ya paling tidak kami dekat dalam pelajaran matematika.
“Ya, gak papa kok. Selamat ya ir hehe. Nanti kapan-kapan kita duel matematika lagi ya, boleh kan?” sahutnya dengan semyunya yang amat manis. Tak kusangka ia mau tersenyum semanis itu kepada aku. Dengan sigap kujawab
“Ya tentu saja Do dengan senang hati”

Mulai hari itu aku merasakan cinta yang tak harusnya kurasakan. Selama tiga tahun aku selalu satu kelas dengan Ronaldo, selama tiga tahun itu pula kami sering digosipkan berpacaran karena keahlian kami yang sama yaitu matematika.

Bunga-bunga cinta yang kian hari semakin semerbak hingga aku tak kuasa menahannya lagi. Pada saat perpisahan kucoba untuk mengucapkan kata perpisahan ke pada Ronaldo. Kucari dirinya kesana kemari namun tak kutemukan jua. Hingga akhir acara perpisahan selesai aku tak menemukannya, padahal hari ini adalah hari terakhirku bertemu dengannya, paling tidak aku harus mengucapkan salam perpisahan dan meminta maaf. Namun takdir tak mempertemukan kami di tengah sepinya acara perpisahan yang sudah selesai.

Dengan berat hati, dan perasaan sedih ini kupaksakan diriku untuk pulang. Ya setidaknya itu yang kuingat hari dimana aku sangat merasa menyedihkan. Tapi aku yakin jika memang kami ditakdirkan untuk bertemu, kami pasti akan dipertemukan kembali walaupun di kehidupan selanjutnya.

Wahai raja matematikaku semoga kau sukses di masa depan dan percayalah ada orang yang jauh di sana selalu mendoakan keselamatanmu dan kebahagiaanmu.